Mengapa dibutuhkan SDM yang sedemikian tangguh di Indonesia ?
Budaya korupsi sudah mendarah daging diseluruh sendi-sendi kehidupan, kita
hidup sangat dekat bahkan selalu
bersinggungan dengan Koruptor, dari korupsi kecil-kecilan hingga yang koruptor
Kakap, koruptor adalah orang-orang yang bergelimpangan uang / harta dan suka
bersenang-senang / pesta, dan karena dari uang haram maka kegiatannyapun pada
hal-hal yang haram, hal ini dapat menghancurkan iman, merusak badan dan membuat
bodoh otak seseorang, bila orang
tersebut tidak benar-benar kuat imannya karena tergoda bujuk-rayu para
koruptor. Dan akibat berikutnya adalah kita akan terkena virus penghancuran
mental yang akhirnya akan mati sebelum sampai tujuannya dalam mengisi pembangunan.
Panglima besar Sudirman dalam Kongres Persatuan Perjuangan tahun 1945 di
Purwokerto dalam sambutannya yang berjudul “bersiap-siaplah menghadapi
kemungkinan-kemungkinan, “antara lain demikian :
Hasrat dari rakyat Indonesia mempertahankan kedaulatan negaranya terbukti
telah berkibar meluap. Tenaga pembangunan (constructive energie) dari rakyat
Indonesia terbukti dengan terbentuknya barisan-barisan serta laskar ataupun
timbulnya partai-partai serta terjelmanya organisasi-organisasi serta badan-badan
yang sangat diperlukan dalam satu pertempuran dengan tidak diperintahkan
terlebih dahulu, seperti PMI, dapur umum dan pengungsian dsb.
Hasrat untuk membulatkan serta mempersatukan tenaga rakyat telah terbukti
dengan adanya badan-badan koordinasi seperti dewan perjuangan di seluruh
Indonesia dan akhirnya dengan terbentuknya persatuan perjuangan yang meliputi
kira-kira 137 organisasi.
Kami sebagai tentara merasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa melihat bahwa
disamping kita sudah terbentuk suatu kekuatan yang nyata yang nanti
bersama-sama kita akan mempertahankan kedaulatan tanah air dengan seluruh
kekuatan fikiran serta tenaga-tenaga yang ada padanya.
Dan ada kalimat yang menarik kita simak dalam pidato Panglima Besar
Sudirman tersebut, “lebih baik diatom daripada merdeka..! tidak 100%”. (artinya
lebih baik menghadapi musuh yang membawa bom atom dan merebut kemerdekaan dari
pada tetap dijajah)
** Dalam
buku “Soedirman – Tan Malaka” dan Persatuan Perjuangan (Hal: 98-99)
Kalimat diatas mengingatkan kita semua, bahwa dalam
perjuangan saat ini yaitu berjuang melawan penjajah ekonomi yang sudah masuk
keseluruh sendi kehidupan masyarakat kita di Indonesia yaitu penjajah... KO RUP
SI, harus dengan kekuatan mutlak yaitu dengan semangat, ketulusan hati, tanpa
pamrih dan bergandeng tangan sama-sama
dari seluruh komponen bangsa ini dari pusat serta daerah dengan bahu-membahu,
gotong-royong membesarkan dan menguatkan gerakan anti Korupsi agar semakin
besar dan semakin kuat bagaikan bola salju yang terus menggelinding. Yang
akhirnya dapat menumpas dan mengikis habis korupsi dinegeri ini.
Jangan kalah semangatnya dari para pejuang 45 bahwa
para pemuda penerus perjuangan untuk membangun Indonesia harus mempunyai moto
dalam memperjuangkan gerakan anti korupsi di negeri ini yaitu “pantang
menyerah sebelum korupsi terkikis habis 100% dari bumi Indonesia” kita
harus berani membela kebenaran dan
berani menghadapi situasi apapun demi kemajuan bangsa.
Oleh karena itu bagi para Pemuda dan pemimpin harus betul-betul memiliki kekuatan iman dan
kekuatan watak agar tidak mudah tergoda oleh penjajah ekonomi, yaitu para
koruptor. Watak yang harus dimiliki tersebut adalah; kesabaran dan kejujuran
dalam bertindak, dengan dilandasi oleh keimanan dan selalu bersyukur kepada Allah
serta ikhlas dan santun dan berbudi luhur dalam menjalankan tugas-tugas
kehidupanya.
Sikap tersebut diatas adalah sikap para pejuang
baik pada zaman Nabi Muhammad SAW dan zaman Wali dalam mengembangkan Agama
Islam dan sampai Para Pendiri Republik Indonesia tercinta ini dalam merebut
kemerdekaan dari tangan penjajah.
Agar mudah diingat oleh setiap kesatria Indonesia;
5 sikap dan watak “kesatria” Sabar,
Jujur, Tawakal, Ikhlas, dan Budi luhur
dalam kependekan kata “SA-JU-TA-I-BU”
dan bila di jabarkan sebagai berikut :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar