“Kesatria” harus
ikhlas tanpa pamrih dalam menjalankan tugas-tugasnya dan tidak menginginkan
sanjungan, pujian, serta ketenaran.
WAHYO.S DG MENDAGRI |
Ikhlas / rela ialah
ketulusan hati, menyerahkan segala milik, hak dan semua hasil karyanya kepada
Allah, dengan ikhlas karena menyadari bahwa semua itu adalah di dalam kekuasaan
Allah, maka apa yang dikerjakan harus tidak ada yang membekas di hati. Oleh
karena itu, orang yang memiliki watak ikhlas, tidak patut apabila
mengharap-harap buah jerih payahnya, apalagi bila sampai bersusah hati atau
berkeluh kesah tentang semua penderitaan yang lazimnya disebut kesengsaraan,
penghinaan, fitnah, kehilangan harta benda, jabatan, kematian keluarganya dan
sebagainya. Orang yang mempunyai watak ikhlas sama sekali tidak menginginkan
sanjungan, pujian dan ketenaran, apalagi rasa iri dan gemar mencampuri urusan orang
lain.
Orang yang ikhlas memiliki
watak; tidak lekat pada semua benda yang bisa rusak, tetapi bukan orang yang
melalaikan kewajibannya.
Dan bila ingin memiliki atau
meningkatkan watak ikhlas adalah dengan belajar dan biasakan ringan tangan
(mengerjakan sesuatu) dengan hati yang tulus, apabila dimintai pertolongan
orang lain untuk berbuat baik, sesuai dengan kemampuannya. Dengan cara
demikian, setapak demi setapak kita akan meningkatkan sifat yang baik yaitu
rendah hati dan kita tidak goyah dalam menghadapi kehidupan dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar