WAHYO SUSAPTO |
Sabar adalah sebaik-baiknya
watak manusia yang harus terus kita pupuk dan ditingkatkan. Semua agama
menyatakan bahwa; Allah mengasihi orang yang berbudi sabar.
Sabar berarti lapang, kuat menderita segala cobaan, tetapi bukan orang yang putus asa, melainkan orang yang berhati sentosa / tegar, berpengetahuan luas, tidak sempit cara berfikirnya, orang yang sabar dapat disebut sebagai Samudera ilmu, karena ibarat sudah tidak membedakan lagi emas dan tanah liat, teman dan musuh, telah dianggap sama saja. Ibarat Samudera yang dapat memuat barang apapun juga, dan tidak dapat meluap walau mendapat tambahan air dari sungai-sungai manapun.
Sabar berarti lapang, kuat menderita segala cobaan, tetapi bukan orang yang putus asa, melainkan orang yang berhati sentosa / tegar, berpengetahuan luas, tidak sempit cara berfikirnya, orang yang sabar dapat disebut sebagai Samudera ilmu, karena ibarat sudah tidak membedakan lagi emas dan tanah liat, teman dan musuh, telah dianggap sama saja. Ibarat Samudera yang dapat memuat barang apapun juga, dan tidak dapat meluap walau mendapat tambahan air dari sungai-sungai manapun.
Karena itu, kita yang
berlatih mengolah kesabaran, berusahalah terus agar dapat terhindar dari watak
kerdil dan tabiat pemarah.
Orang yang berjiwa kerdil,
disebabkan karena pikirannya dibatasi oleh pengetahuannya, menganggap
pengetahuan orang lain salah, jika tidak sama dengan pengetahuannya sendiri.
Bebaskan pikiran kita dengan menghormati serta menerapkan kesabaran kepada
siapa saja dan terhadap para Pemeluk agama apa saja, sebab itu semua petunjuk
jalan kepada Allah.
Allah tidak menyuruh RosulNya
agar bersaing dalam kebaikan ilmunya, tetapi para Rosul diperintahkan agar
mengingatkan akan ajaran kebenaran kejalan Allah.
Sebagai seorang pemimpin
masyarakat yang heterogen dengan bermacam suku, ras dan agama akan lebih baik
apabila kita mengerti adat istiadat budaya dan agama orang lain, perlunya jika
sekiranya kita akan memberi pertolongan, kita tahu bagaimana cara-cara agama
orang tersebut serta budaya masyarakat setempat.
Kesabaran itu ibarat obat
minuman yang pahit sekali, yang hanya dapat diminum oleh mereka yang berbudi
sentosa / tegar, tetapi sekalipun tidak enak rasanya obat tersebut dapat
menyembuhkan penyakitnya. Oleh karena itu seharusnyalah kita bersikap sabar dan
kasih sayang kepada siapapun, seperti sikap kita terhadap orang yang kita
sayangi. Semua perkara yang sulit akan menjadi mudah hanya dengan kesabaran,
sebab hanya kesabaranlah yang menjadi jalan tercapainya apa yang kita
rencanakan. Jadi sabar bukan niat yang hanya berhenti pada pengharapan atau
tutur kata saja, tetapi bertindak sesuai kemampuan secara teratur dan tekun,
sampai tercapai apa yang menjadi cita-citanya.
JUJUR..
JUJUR..
“Kesatria” harus
JUJUR karena dengan kejujuran akan mendatangkan keadilan, sedangkan keadilan
akan membawa kita ke jalan benar.
Arti jujur adalah
menepati janji atau menepati kesanggupannya, baik yang telah diucapkan atau
yang baru dalam hatinya (niat) semua itu sebenarnya sama saja. Jadi seseorang
yang tidak menepati niatnya, berarti mendustai batinnya sendiri, sedang apabila
niat tadi telah terucap dengan kata-kata, padahal tidak ditepati, maka
kebohongannya disaksikan oleh orang lain.
Kejujuran dapat
melatih kita menjalankan ibadah dan bekerja tepat waktu. Jujur memberi kita keberanian
serta ketenteraman hati, juga dapat menjernihkan atau menyucikan hati, kita tidak bisa
memeluk agama dengan sempurna, apabila kita bicaranya tidak jujur. Kita harus
berpegang teguh pada kebenaran, sekalipun kejujuran kita dapat merugikan kita
sendiri, serta jangan pula senang berdusta / bohong walaupun kebohongannya
itu dapat menguntungkan diri kita sendiri.
Dengan berkata jujur,
serta bertindak sesuai kenyataan, artinya berbuat benar, orang tersebut adalah
orang baik dihadapan Allah. Orang bodoh yang jujur adalah lebih baik dihadapan
Allah dari pada orang yang pandai / pintar tapi berdusta / pembohong.
Sesungguhnya barang siapa
tidak dapat dipercaya tutur katanya, atau tidak menepati janji dan
kesanggupannya, termasuk golongan orang-orang munafik (pura-pura mendua hati)
sehingga tidak akan menerima anugerah Allah. Oleh karena itu kita harus tetap
menjalankan segala ajaran Rasulullah agar mendapat anugerah-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar